The Great of Quenn SoenDoek
Ini adalah kisah tentang Queen Seondeok yang terlahir sebagai seorang putri dari dinasti Silla yang kemudian akan memerintah sebagai Ratu atau penguasa dinasti Silla (tahun 632 s.d 647 M). Dia adalah penguasa ke-27 dan Kaisar wanita pertama dinasti Silla.
Dia terlahir sebagai saudari kembar Putri Cheonmyong dan hampir mati ketika masih bayi. Dia hampir dibunuh oleh Lady Mi-Shil yang juga berambisi menguasai kerajaan. Seorang pelayan setia bernama So-hwa menyelamatkannya dan membawanya lari dari istana. Dia dibesarkan diluar kompleks istana. Ketika Deokman berusia 15 tahun, dia mengetahui jati dirinya bahwa ia adalah seorang Putri kerajaan Silla.
Setelah Putri Deokman Menjadi Ratu (eps 57)
Dia terlahir sebagai saudari kembar Putri Cheonmyong dan hampir mati ketika masih bayi. Dia hampir dibunuh oleh Lady Mi-Shil yang juga berambisi menguasai kerajaan. Seorang pelayan setia bernama So-hwa menyelamatkannya dan membawanya lari dari istana. Dia dibesarkan diluar kompleks istana. Ketika Deokman berusia 15 tahun, dia mengetahui jati dirinya bahwa ia adalah seorang Putri kerajaan Silla.
Setelah Putri Deokman Menjadi Ratu (eps 57)
DeokMan: Pernah suatu ketika, segala sesuatunya sangat mudah. Tapi lalu mereka mengetahui bahwa aku adalah seorang putri, mereka mencoba membunuhku. Orang lain yang mencoba melindungiku, mati di depan mataku. Dan sisanya, berlutut padaku dan mengatakan aku harus melakukan segala sesuatu yang terbaik. Lalu suatu hari, aku datang. Seperti tidak terjadi apapun, kau bicara padaku dengan nada biasa. Aku mengatakan padamu untuk tetap seperti itu. Kau, memperlakukan aku seperti aku yang dulu. Paling tidak denganmu, aku bisa merasakan kehidupanku yang dulu.
Bahkan ketika aku sudah masuk ke istana, kau membawakan aku bunga, dan dengan pandangan mata cemas, kau menggenggam tanganku dan menyentuhku. Jikapun kau punya alasan lain, aku tidak peduli. Ketika aku melihatmu, aku merasa menjadi diriku yang dulu. Aku sangat menyukainya.
BiDam: Lalu kenapa? Kenapa kau berubah?
DeokMan: Karena aku tidak lagi memiliki nama. Putri mahkota, Putri. Bahkan bandit di pasar pun punya nama. Tapi seorang raja, tidak memiliki nama. Aku hanyalah, "Yang Mulia". Sekarang tidak ada lagi yang memanggil namaku.
BiDam: Aku. Aku akan memanggil namamu.
DeokMan: Memanggil namaku adalah pengkhianatan. Bahkan jika kau memanggil namaku karena kau mencintaiku, dunia akan berkata itu pengkhianatan. Kenapa aku berubah? Karena pada saat kehilangan namaku, kau menjadi tidak lebih dari orang yang dapat menghancurkan aku. Aku sebagai penguasa harus selalu mengawasi dan mencurigaimu. Karena aku harus selalu mencurigaimu dan berpikir bahwa kau akan menjadi Mishil yang lain. Tapi Bidam... (Deokman menangis) Apa kau menyadari betapa beratnya itu bagiku? Apa kau tahu bagaimana aku ingin mempercayaimu, bagaimana aku ingin bergantung padamu?
BiDam pergi meninggalkan DeokMan,BiDam menuju kuil Mishil,.. (Lady MiShil=emaknya Bidam)
DeokMan mengikutinya.
BiDam: Yang Mulia
DeokMan: Kau harus berada di sisiku. Bukan sebagai seseorang yang menekan dan mendesakku, yang membuatku merasa asing. Tapi seseorang yang berkedip padaku, yang memberiku bunga. yang selalu menghiburku, yang mengenggam tanganku yang gemetar. Aku membutuhkanmu. Aku berusaha menutupinya, bahkan menghapusnya. Sengaja. Aku melakukannya dengan sengaja. Aku berpikir bahwa perasaan sepele itu tidak pantas untuk seorang penguasa.
BiDam: Yang Mulia.
DeokMan: Hanya kau yang menganggapku seseorang, menganggapku sebagai seorang wanita. Aku menyukainya. Kau, yang mencintaiku sebagai seorang wanita. Aku mencintaimu. Tapi, bisakah aku memiliki perasaan itu?
DeokMan mengikutinya.
BiDam: Yang Mulia
DeokMan: Kau harus berada di sisiku. Bukan sebagai seseorang yang menekan dan mendesakku, yang membuatku merasa asing. Tapi seseorang yang berkedip padaku, yang memberiku bunga. yang selalu menghiburku, yang mengenggam tanganku yang gemetar. Aku membutuhkanmu. Aku berusaha menutupinya, bahkan menghapusnya. Sengaja. Aku melakukannya dengan sengaja. Aku berpikir bahwa perasaan sepele itu tidak pantas untuk seorang penguasa.
BiDam: Yang Mulia.
DeokMan: Hanya kau yang menganggapku seseorang, menganggapku sebagai seorang wanita. Aku menyukainya. Kau, yang mencintaiku sebagai seorang wanita. Aku mencintaimu. Tapi, bisakah aku memiliki perasaan itu?
Eps 58 :
Di episode ini, Bidam membuat perjanjian dengan Doekman yang isinya, "Kalau nantinya Deokman meninggal lebih dulu dibanding Bidam, Bidam akan mundur dari jabatannya dan menyerahkan semua pasukan dan bawahannya pada istana." Dia bilang, untuk apa aku memiliki jabatan, kekuasaan dan pasukan bila tidak ada Doekman. So sweet, right.
Pada saat pertemuan para noble, Doekman mengumumkan bahwa dia akan menikah dengan Bidam. Bukan hanya para anggota kerajaan yang tercengang dan kaget mendengarnya, Bidam sendiri pun sangat terkejut.
Eps 60 :
Pengikut Bidam sangat marah mengetahui isi perjanjian antara Bidam dan Deokman,. Mulailah mereka mengatur strategi Pemberontakan dengan mangatas namakan Bidam. Tujuan mereka adalah untuk memecah rasa saling percaya antara Bidam dan Deokman.
Dilain tempat Ratu Soendeok menulis Surat untuk Bidam, yang isinya :
ini akan menjadi tugas terakhirku di Serabol. Setelah semua ini berakhir, aku akan turun tahta dan pergi ke Chu-A-Gun. Jadi, bangun sebuah rumah kecil dan tunggu aku di sana. Walaupun hanya untuk waktu yang singkat, aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu.
Apapun yang terjadi, percayalah padaku. Dan tunggu aku. DeokMan.
Eps 62/Ending :
Bidam tahu bahwa dia telah diperalat dan diprovokasi.
Kemudian Bidam mendatangi YeomJong.
BiDam: Kau.. Ini semua ulahmu. Semuanya ulahmu, Brengsek!
YeomJong: Itu masalahnya. Aku membunuh Munno. AKu yang memulai pemberontakan. Dan sekarang, kau melawan Yang Mulia karena aku? Ha ha ha. Bahkan tanpa aku, aku tetap akan membunuh Munno dan mengambil buku itu.
BiDam: Diam!
YeomJong: Bahkan tanpa aku, kau akan melakukan semuanya untuk mendapatkan Yang Mulia. Apa kau mau mengelak?
BiDam: Diam, Brengsek!
YeomJong: Apa yang kau lakukan 10 tahun terakhir ini? Kau melakukan segalanya untuk mendapatkan kekuasaan. Kenapa?! Karena Munno menyia-nyiakanmu? Untuk memenuhi keinginan Munno yang terakhir? Karena aku memprovokasimu? Tentu saja tidak. Itu karena di dalam dirimu, kau ingin menjadi raja. Kau berkeinginan untuk memiliki segalanya.
BiDam: Ada hal yang tidak kau mengerti. Aku tidak seperti itu. Aku hanya...
YeomJong: Aaahhh... Cinta. Kau seperti ini karena cinta. Benar. Aku hanya membantu sedikit. Jika romantika sudah berhasil, semua hal akan berputar ke arah yang lain? Tidak. Kau tetap membutuhkan aku. Kenapa? Karena kau merasa tidak aman. "Kapan Yang Mulia akan membuangku?", "Kapan Yang Mulia akan menyia-nyiakan aku?". Kau sangat takut, karena kau tidak bisa mempercayai seseorang. Itulah dirimu. Kau tidak bisa berkata, "Aku harus percaya padanya" melainkan "Kapan orang itu berhenti mempercayaiku? Kapan aku akan disia-siakan.". Hanya itu yang ada di pikiranmu.
BiDam: Hentikan.
YeomJong: Haa haa... Apa kau sadar? Yang Mulia... Mempercayaimu hingga akhir.
Bidam lemas, berpegangan pada kursi dan terjatuh di atasnya. Bidam membunuh YeomJong.
YeomJong: Kau lah yang tidak percaya padanya. Hubungan cinta kalian berdua... Bukan Yang Mulia atau aku yang merusaknya. Orang yang merusaknya.. adalah kau sendiri, Bidam. Haa haaa haaa...
Bidam Membunuh YeomJong
BiDam: Aku bukan orang seperti itu...
Misaeng masuk ke ruangan dimana Bidam telah membunuh YeomJong
(MiSaeng==adiknya Lady Mishil)
MiSaeng: Perdana Menteri... Cepat.. Gerbang Utara...
BiDam: Aku bukan orang seperti itu.... Minggir (Katanya pada Misaeng)
MiSaeng: Bunuh aku juga. Ha, ha, ha. Untukku, yang beranggapan orang sepertimu setara dengan kakakku, benar-benar bodoh. Sangat bodoh bagiku untuk mempercayaimu dan mencoba mendapatkan sesuatu yang besar. Kakakku telah salah menilaimu.
BiDam: Sesuatu yang besar. Aku lahir untuk memenuhi keinginan Mishil dan aku dibesarkan untuk memenuhi keinginan Munno. Sesuatu yang hebat, apakah untuk memenuhi keinginanmu?
MiSaeng: Kakakku membuangmu, dan Munno tidak bisa memberimu cinta, dan kami mengganggu hubungan cintamu. Lihat kemari, BiDam. HyeongJong-ku tersayang. Apa kau mencoba menyangkal bahwa kaulah yang menghancurkan hubungan cintamu? Satu-satunya orang yang bisa menghancurkan dirinya, adalah dirinya sendiri. Bukan orang lain. Kau menghancurkan dirimu sendiri, hal yang sangat menyedihkan.
BiDam: Kenapa kau baru mengatakan itu padaku sekarang?
MiSaeng: Kata-kata itu sudah pernah dikatakan. Kakakku mengatakannya, Tuan SeolWon mengatakannya, dan aku mengatakannya. Seluruh dunia mengatakannya. Hanya saja, kau tidak mendengar.
Bidam,seorang diri menuju ke camp pasukan Deokman.. (Bidam ingin menemui Deokman untuk menjelaskan bahwa dia telah salah faham, dan pastinya untuk minta maaf kaleee yahh..).
Prajurit: Pengkhianat BiDam! Melanggar perintah kerajaan!
BiDam: Orang yang bisa membunuhku akan diingat oleh sejarah!!! Majulah!!!
dan akhirnya seperti ini ==è
Di episode ini, Bidam membuat perjanjian dengan Doekman yang isinya, "Kalau nantinya Deokman meninggal lebih dulu dibanding Bidam, Bidam akan mundur dari jabatannya dan menyerahkan semua pasukan dan bawahannya pada istana." Dia bilang, untuk apa aku memiliki jabatan, kekuasaan dan pasukan bila tidak ada Doekman. So sweet, right.
Pada saat pertemuan para noble, Doekman mengumumkan bahwa dia akan menikah dengan Bidam. Bukan hanya para anggota kerajaan yang tercengang dan kaget mendengarnya, Bidam sendiri pun sangat terkejut.
Eps 60 :
Pengikut Bidam sangat marah mengetahui isi perjanjian antara Bidam dan Deokman,. Mulailah mereka mengatur strategi Pemberontakan dengan mangatas namakan Bidam. Tujuan mereka adalah untuk memecah rasa saling percaya antara Bidam dan Deokman.
Dilain tempat Ratu Soendeok menulis Surat untuk Bidam, yang isinya :
ini akan menjadi tugas terakhirku di Serabol. Setelah semua ini berakhir, aku akan turun tahta dan pergi ke Chu-A-Gun. Jadi, bangun sebuah rumah kecil dan tunggu aku di sana. Walaupun hanya untuk waktu yang singkat, aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu.
Apapun yang terjadi, percayalah padaku. Dan tunggu aku. DeokMan.
Eps 62/Ending :
Bidam tahu bahwa dia telah diperalat dan diprovokasi.
Kemudian Bidam mendatangi YeomJong.
BiDam: Kau.. Ini semua ulahmu. Semuanya ulahmu, Brengsek!
YeomJong: Itu masalahnya. Aku membunuh Munno. AKu yang memulai pemberontakan. Dan sekarang, kau melawan Yang Mulia karena aku? Ha ha ha. Bahkan tanpa aku, aku tetap akan membunuh Munno dan mengambil buku itu.
BiDam: Diam!
YeomJong: Bahkan tanpa aku, kau akan melakukan semuanya untuk mendapatkan Yang Mulia. Apa kau mau mengelak?
BiDam: Diam, Brengsek!
YeomJong: Apa yang kau lakukan 10 tahun terakhir ini? Kau melakukan segalanya untuk mendapatkan kekuasaan. Kenapa?! Karena Munno menyia-nyiakanmu? Untuk memenuhi keinginan Munno yang terakhir? Karena aku memprovokasimu? Tentu saja tidak. Itu karena di dalam dirimu, kau ingin menjadi raja. Kau berkeinginan untuk memiliki segalanya.
BiDam: Ada hal yang tidak kau mengerti. Aku tidak seperti itu. Aku hanya...
YeomJong: Aaahhh... Cinta. Kau seperti ini karena cinta. Benar. Aku hanya membantu sedikit. Jika romantika sudah berhasil, semua hal akan berputar ke arah yang lain? Tidak. Kau tetap membutuhkan aku. Kenapa? Karena kau merasa tidak aman. "Kapan Yang Mulia akan membuangku?", "Kapan Yang Mulia akan menyia-nyiakan aku?". Kau sangat takut, karena kau tidak bisa mempercayai seseorang. Itulah dirimu. Kau tidak bisa berkata, "Aku harus percaya padanya" melainkan "Kapan orang itu berhenti mempercayaiku? Kapan aku akan disia-siakan.". Hanya itu yang ada di pikiranmu.
BiDam: Hentikan.
YeomJong: Haa haa... Apa kau sadar? Yang Mulia... Mempercayaimu hingga akhir.
Bidam lemas, berpegangan pada kursi dan terjatuh di atasnya. Bidam membunuh YeomJong.
YeomJong: Kau lah yang tidak percaya padanya. Hubungan cinta kalian berdua... Bukan Yang Mulia atau aku yang merusaknya. Orang yang merusaknya.. adalah kau sendiri, Bidam. Haa haaa haaa...
Bidam Membunuh YeomJong
BiDam: Aku bukan orang seperti itu...
Misaeng masuk ke ruangan dimana Bidam telah membunuh YeomJong
(MiSaeng==adiknya Lady Mishil)
MiSaeng: Perdana Menteri... Cepat.. Gerbang Utara...
BiDam: Aku bukan orang seperti itu.... Minggir (Katanya pada Misaeng)
MiSaeng: Bunuh aku juga. Ha, ha, ha. Untukku, yang beranggapan orang sepertimu setara dengan kakakku, benar-benar bodoh. Sangat bodoh bagiku untuk mempercayaimu dan mencoba mendapatkan sesuatu yang besar. Kakakku telah salah menilaimu.
BiDam: Sesuatu yang besar. Aku lahir untuk memenuhi keinginan Mishil dan aku dibesarkan untuk memenuhi keinginan Munno. Sesuatu yang hebat, apakah untuk memenuhi keinginanmu?
MiSaeng: Kakakku membuangmu, dan Munno tidak bisa memberimu cinta, dan kami mengganggu hubungan cintamu. Lihat kemari, BiDam. HyeongJong-ku tersayang. Apa kau mencoba menyangkal bahwa kaulah yang menghancurkan hubungan cintamu? Satu-satunya orang yang bisa menghancurkan dirinya, adalah dirinya sendiri. Bukan orang lain. Kau menghancurkan dirimu sendiri, hal yang sangat menyedihkan.
BiDam: Kenapa kau baru mengatakan itu padaku sekarang?
MiSaeng: Kata-kata itu sudah pernah dikatakan. Kakakku mengatakannya, Tuan SeolWon mengatakannya, dan aku mengatakannya. Seluruh dunia mengatakannya. Hanya saja, kau tidak mendengar.
Bidam,seorang diri menuju ke camp pasukan Deokman.. (Bidam ingin menemui Deokman untuk menjelaskan bahwa dia telah salah faham, dan pastinya untuk minta maaf kaleee yahh..).
Prajurit: Pengkhianat BiDam! Melanggar perintah kerajaan!
BiDam: Orang yang bisa membunuhku akan diingat oleh sejarah!!! Majulah!!!
dan akhirnya seperti ini ==è
"DeokMan..... DeokMan Ku..." Ratu Soendeok pingsan beberapa saat setelah BiDam meninggal di depan mata kepalanya sendiri.
Ratu Soendoek meninggal setelah 3 hari kepergian belahan Jiwanya.
Tragisss...
""Seorang Penguasa terlihat seperti memiliki segalanya, tapi kadang mereka tidak bisa memiliki apa yg mereka inginkan, Termasuk CINTA"
Tragisss...
""Seorang Penguasa terlihat seperti memiliki segalanya, tapi kadang mereka tidak bisa memiliki apa yg mereka inginkan, Termasuk CINTA"
Cincin yang sama yang dipakai oleh BiDam... "Selama ini kita belum pernah berbagi sesuatu pun, pakaiLah ini sebagai pengikat hati kita" Arrrgghhh... So Sad L *Srootttt,,lap ingus di baju Jukbang..xDD
"Mineè catatan dari Fb q"
Tidak ada komentar
Harap tinggalkan komentar yang relevan ya teman-teman^^