Jalanan yang tak mulus tidak sedikitpun menyurutkan semangat kami untuk mengunjungi daerah ujung Bekasi itu. Tak banyak yang mengetahui tempat tersebut. Atau lebih tepatnya tak banyak orang yang tahu kondisi daerah ini.
Adalah Muara Gembong atau biasa
disingkat MUGO, merupakan daerah pesisir kota Bekasi – Jawa Barat. Dimana
fasilitas umumnya tergolong sangat minim. Namun berkat sekelompok anak muda,
kini Muara gembong sedang berbenah untuk menjadi salah satu tujuan wisata
edukasi.
Saya berkunjung ke Muara Gembong
pertama kali bersama rombongan dari BPJ (Backpacker Jakarta) di akhir tahun
2014. Tujuan utama kami waktu itu mangroving. Selain itu untuk melihat dari
dekat salah satu satwa yang saat ini mulai langka dan dilindungi, Lutung Jawa,
salah satu habitatnya ada di muara Bendera, Muara Gembong – Bekasi.
Terpilihnya Muara Gembong sebagai
tujuan kegiatan kami bukan tanpa alasan. Setiap musim hujan, nama Muara Gembong
selalu disebut. Sebagai daerah langganan banjir. Usut punya usut, penyebabnya
tak lain karena semakin berkurangnya tanaman pembatas kawasan laut dan pantai,
yaitu mangrove.
Untuk sampai di Muara Gembong
kita harus melewati jalanan seadanya. Off road kalau istilahnya anak-anak
touring. Di kiri-kanannya terhampar empang yang cukup luas, sebagian milik
perorangan dan sebagian milik badan usaha.
Hamparan debu merupakan
pemandangan yang tak asing saat musim panas. Sebaliknya memasuki musim hujan,
genangan dimana-mana. Jika tak hati-hati roda kendaraan bisa tergelincir. Oya,
jangan harap ada kendaraan umum yang bisa ditumpangi. Usahakan membawa motor,
atau jika datang bersama rombongan bisa sewa mobil atau angkot.
Setelah menumpuh perjalanan
sekitar 2 jam dari kota bekasi, kami sampai di kantor camat Muara Gembong, dari
sini perjalanan ke Muara Gobah, dilanjutkan
dengan perahu kapasitas 25-30 orang, sekitar 30 menit. Tujuan penanaman
mangrove terletak di Kampung Beting, 30 menit dari Muara Gobah dengan berjalan
kaki.
Disinilah terlihat betapa
kesejahteraan itu jauh dari kampung ini.
Bicara tentang kesejahteraan dan
pemerataan, Muara Gembong tentu jauh dari kata tersebut. Dan bicara tentang
kesejahteraan tentu di dalamnya mencakup perekonomian, pendidikan dan
kesehatan.
Fasilitas transportasi yang tidak
memadai berpengaruh pada tersedianya layanan kesehatan. Jika pun ada, tetap
tidak memadai. Demikian juga halnya dengan pendidikan, anak-anak banyak yang tidak sekolah.
Alasannya lokasi sekolahnya terlalu jauh. Dan tentu saja kendala utamanya
adalah masalah ekonomi warga.
Dulunya penduduk mengandalakan hasil empang. Namun
semakin banyak lahan yang dibuka, mangrove dimusnahkan, maka ganas air pasang
laut tak terbendung. Tak jarang rumah, gedung sekolah dan masjid tergenang
setiap bulan. Sehingga membuat bangunan lebih cepat rusak.
Save Mugo
Untuk membantu meringankan beban
masyarakat, komunitas Save Mugo mengajak berbagai lapisan masyarakat untuk
berpartisipasi mengembalikan mangrove sebagai tameng untuk kampung ini. Green
belt untuk Muara Gembong. Gerakan Save Mugo merupakan gerakan independen
non-profit untuk pembangunan berkelanjutan (penyelamatan lingkungan,
pemberdayaan ekonomi, & sosial) di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi Provinsi
Jawa Barat, Indonesia.
Sejak tahun 2013, tepatnya bulan
Mei, sekelompok anak muda yang peduli lingkungan dapat dikatan mengambil alih
tanggung jawab pemerintah dalam upaya konservasi. Langkah utama yang mereka
lakukan adalah dengan mangroving dan kerjasama
dengan berbagai kelompok sadar wisata (POKDARWIS).
Perjuangan ini bukan tanpa
rintangan. Awalnya masyarakat sekitar tidak menyetujui empang mereka ditanami.
Sebab ada perasaan was-was bahwa nantinya lahan tersebut akan berpindah tangan.
Namun setelah diberikan penyadaran pada masyarakat tentang manfaat serta bahaya
yang mengancam hidup mereka jika mangrove dibiarkan punah, masyarakat juga diberikan
berbagai penyuluhan serta pelatihan, akhirnya mereka mendukung gerakan
tersebut. Bahkan menyediakan fasilitas berupa bibit mangrove siap tanam. Dan belakangan,
pemerintah juga mulai melirik upaya tersebut dan merasa patut untuk didukung.
Masyarakat tentu tidak menyangka
dampak jangka panjang yang dapat disebabkan oleh pembabatan hutan Mangrove yang
mereka lakukan. Hutan mangrove yang dulunya terhitung luas, perlahan beralih
fungsi menjadi lahan tambak, baik milik perorangan maupun badan usaha. Hingga
belakangan, mereka merasakan dampaknya secara langsung.
Dampak langsung yang telah dirasakan
sbb:
Erosi
Erosi
Mangrove
merupakan tumbuhan yang dapat menjadi penanda batas antara laut dan daratan.
Sehingga ketiadaan pohon mangrove menyebabkan pergeseran garis pantai dan
mengancam keberadaan daratan yang menjadi tempat tinggal manusia.
Hilangnya sumber pendapatan
Hilangnya sumber pendapatan
Pergeseran garis
pantai juga secara langsung mempengaruhi roda perekonomian masyarakat sekitar. Dulunya
penduduk mengandalkan hasil empang. Namun semakin banyak lahan yang dibuka,
mangrove dimusnahkan, maka ganas air pasang tak terbendung. Benih ikan yang
ditabur tak memberikan hasil, hanyut tersapu erosi.
Tak hanya itu,
rumah, gedung sekolah dan masjid tergenang hampir setiap bulan. Sehingga
membuat bangunan lebih cepat rusak.
Tujuan Jangka Panjang yang
diharapkan Gerakan Save Mugo
Dengan mengembalikan hutan
mangrove, setidaknya ada beberapa manfaat yang dapat diambil:
1. Mencegah erosi, pastinya. Mencegah Pemanasan Global serta menjaga keseimbangan suhu dan iklim.
2. Dampak ekonomi / Wisata berkelanjutan
Dengan sistem adoptasi tanaman, diharapakan Kelompok Sadar Wisata yang pernah melakukan kegiatan mangroving bisa datang kembali ke Muara Gembong. Banyaknya pengunjung yang datang dapat menjadi sumbu perputaran perekonomian warga.
1. Mencegah erosi, pastinya. Mencegah Pemanasan Global serta menjaga keseimbangan suhu dan iklim.
2. Dampak ekonomi / Wisata berkelanjutan
Dengan sistem adoptasi tanaman, diharapakan Kelompok Sadar Wisata yang pernah melakukan kegiatan mangroving bisa datang kembali ke Muara Gembong. Banyaknya pengunjung yang datang dapat menjadi sumbu perputaran perekonomian warga.
Manfaat Hutan Mangrove Bagi Warga
Kawasan mengrove
merupakan habitat bagi beberapa jenis makhluk hidup, seperti ikan, udang dan
kepiting. Sehingganya dapat menjadi sumber nutrisi bagi warga sekitar. Serta
dapat menjadi sumber pendapatan.
Mangrove juga
dapat diolahmenjadi berbagai hiasan atau kerajinan. Membuat manisan dan dodol
dari buah mangrove merupakan salah satu penyuluhan yang telah dilakukan.
1. Memenuhi kebutuhan kayu
Masyarakat
sekitar dapat memanfaatkan pohon dan ranting mangrove yang telah kering sebagai
kayu bakar, sehingga mengurangi beban kebutuhan gas. Kayu mangrove juga bisa
dipakai untuk bahan bangunan atau konstruksi rumah. Tentunya dengan pemakaian
yang tidak berlebihan.
2. Pusat penelitian, baik dibidang kelautan, perikanan maupun kimia.
3. Memenuhi kebutuhan
2. Pusat penelitian, baik dibidang kelautan, perikanan maupun kimia.
3. Memenuhi kebutuhan
***
Membaiknya sarana transportasi
secara tidak langsung kelak akan berpengaruh pada sarana dan prasarana pendidikan
yang lebih memadai. Serta pelayanan dan sarana kesehatan yang lebih mumpuni.
Jika hal yang jelas masuk
kategori urgent ini diabaikan, bukan tidak mungkin kelak Muara Gembong hanya
tinggal nama. Tak cukup mengandalkan sekelompok anak muda saja untuk
mengembalikan green belt di Muara Gembong ini, melainkan kerjasama berbagai
elemen masyarakat. Sebab perjuangan itu masih sangat panjang.
Jadi bagi instansi atau komunitas
yang ingin mengadakan kegiatan alam, dapat dialokasikan dengan ikut andil dalam
penanaman mangrove di Muara Gembong. Ikut menanam mangrove di muara gembong
berarti anda juga sudah ikut andil dalam upaya pelestarian Lutung Jawa yang keberadaannya
mulai terancam kepunahan.
Seru mba, kegiatan sosialnya dapet, kegiatan ngeblognya juga dapat. Kalau ngga ada blogger yg ke muara gembong informasinya ngga berimbang
BalasHapusTerimakasih atas kunjungannya mas Kornelius.
Hapussemoga kedepannya kawasan muara gembong lebih diperhatikan oleh pemerintah ya..
Trimakasi tas Smuanya Berkat Kalian Derah Kami Terselamatkn....Smoga kdepannya Daerah Kami jdi Tujuan Wisata n tetap trjaga Habitatnya...
BalasHapussya Slku Putra Gembong mengucapkn Trimaksi....
Sama-sama mas..
HapusSemoga apa yang dicita-citakan tercapai :)