Kita cenderung khawatir dengan makanan atau jajanan di luar rumah. Padahal tanpa sadar, masakan rumah pun bisa jadi the silent killer. Kok bisa?!
Dalam rangka memperingati
hari gizi nasional, Minyak goreng Sunco mengadakan kegiatan Simposium dengan
tema "Makanan Rumah Silent Killer" pada tanggal 25 Januari 2017 lalu
di Auditorium Rumah sakit Pusat Pertamina.
Selektif Memilih Minyak Goreng Yang Baik
Dari simposium tersebut,
kami, khususnya saya mendapat banyak pencerahan tentang bahaya yang mengintai
kita dari masakan rumah yang disajikan sehari-hari di rumah. Memperbanyak
mengkonsumsi makanan rumah tentu sangat dianjurkan. Selain lebih baik dari segi
kebersihannya, juga akan mengurangi beban hidup sehari-hari. Lalu bagaimana
jika makanan rumah ini ternyata jadi the sillent killer bagi kita dan keluarga
tercinta?
Tenang ibu-ibu. Makanan
rumah aman asal kita memperhatikan kecukupan gizi dan pemakaian bahan masakan yang
sehat. Dalam hal ini penting bagi kita untuk memperhatikan penggunaan minyak
goreng, karena sebagian besar makanan kesukaan orang Indonesia itu melalui
proses goreng alias berminyak.
Bukan pula berarti makan
gorengan itu tidak boleh. Hanya saja, sekali lagi, kita harus memperhatikan
penggunaan minyak. Kita harus cerdas memilih minyak goreng yang baik. Yang
perlu kita catat, semua minyak goreng tidaklah sama. Karena ada beberapa
indikasi yang harus diperhatikan sebagai pertanda bahwa ia termasuk minyak goreng
yang baik.
Nah, indikasi bahwa minyak goreng baik itu ada 3:
1. Karakternya seperti air, agak encer, tidak terlalu lengket, dan sedikit menempel di makanan.
2. Tidak mudah beku.
3. Bening.
Hal lain yang perlu diperhatikan agar
makanan rumah tidak jadi the silent killer adalah dengan tidak menggunakan
minyak goreng berulang kali. Pastikan kita menggunakan #MinyakGorengBaik dan
#DikitNempel di makanan.
Minyak goreng harus sudah dibuang jika:
1. Warnanya telah berubah
2. Minyak goreng mengubah aroma
3. Minyak Goreng mengubah rasa makanan.
1. Warnanya telah berubah
2. Minyak goreng mengubah aroma
3. Minyak Goreng mengubah rasa makanan.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Mulina Wijaya, Deputy Marketing Manager Sunco. Ibu Mulina melihat masyarakat seringkali menganggap minyak goreng adalah hal yang tidak berbahaya, “Agar terhindar dari penyakit berbahaya, pastikan jangan gunakan minyak secara berulang-ulang. Jika minyak sudah berubah warna akibat sisa makanan, sebaiknya ganti dengan minyak yang baru. Selain itu, hindari penggunaan suhu terlalu panas saat memasak, karena dapat membentuk radikal bebas yang merugikan kesehatan dan merusak kandungan vitamin dalam minyak goreng.”, ujar Mulina.
Kelebihan lemak akan menyebabkan obesitas dan penyakit degeneratif, seperti kanker, penumpukan lemak di hati, dan yang paling populer yaitu jantung koroner. Jadi kandungan lemak yang masuk ke dalam tubuh harus dijaga betul, menggunakan minyak goreng baik yang dikit nempel di makanan sangat baik untuk makanan yang digoreng.
Minyak Diperlukan Dalam Gizi Seimbang
Hadir
sebagai salah satu narasumber adalah Dr. Entos Zainal, DCN, SP, MPHM sebagai
Sekretaris jenderal PERSAGI. Dr Zainal menjelaskan pentingnya memperhatikan
asupan gizi seimbang bahkan sejak seseorang masih dalam kandungan. Dalam hal
ini, seorang Ibu harus benar-benar memperhatikan asupan gizinya setiap hari.
Karena 1000 hari pertama seseorang merupakan masa yang sangat krusial dalam
pertumbuhan seseorang.
Disampaikannya
dalam kesempatan tersebut, bahwa Sel syaraf kita itu dibentuk dari protein dan
berbagai zat gizi dan hormon. Untuk mampu membelah diri dengan cepat membutuhkan energi
yang cukup.
Nah,
sumber energi sendiri bisa didapat dari Karkohidrat, Protein dan Lemak,
sebagaimana yang ada di gambar:
Sedangkan Gizi memegang
peranan sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan otak.
Pada
dasarnya minyak diperlukan dalam gizi yang seimbang, Lemak/minyak yang terdapat
dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan
vitamin A,D,E dan K serta menambah lezatnya hidangan.
Sebagaimana
dikatakan sebelumnya, lemak atau dalam hal ini minyak goreng, tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Selain karena membantu meningkatkan
energi juga membantu penyerapan beberapa vitamin. Namun, sekali lagi, kita
harus selektif memilih minyak goreng yang baik dan menggantinya secara berkala
jika minyak itu sudah tidak layak atau sudah rusak.
Gula, Garam, Lemak dan Germas
Dalam
simposium ini hadri juga Ibu Theresia Irawati sebagai Direktorat Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ibu Theresia mengambil tema tentang
Gula, Garam, Lemak dan Germas.
Hal ini
mengacu pada gaya hidup masyarakat modern yang terkesan apa-apa maunya instan.
Makanan dan minuman maunya yang cepat saji. Penuh gula dan rasa gurih
dimana-mana. Diperparah dengan malasnya berolahraga. Tidak heran jika dalam
kurun waktu 30 tahun terakhir ini, pola penyakit yang berkembang dan tersebar
di masyrakat adalah penyakit tidak menular (PTM).
Jika
pada tahun 1990-an, pola penyakit yang tersebar adalah penyakit menular.
Seperti Infeksi Saluran Pernafasan Atas, Tuberkulosis, dan Diare. Namun kini
penyakit yang berkembang yang justru sangat mematikan adalah penyakit tidak
menular seperti Tekanan Darah Tinggi, Stroke, Jantung, Kanker, dan Kencing
Manis.
Tingginya perkembangan PTM ini disebabkan karena:Kurang Aktivitas FisikKurang Konsumsi Buah dan SayuranMinum AlkoholMerokokBuang Air Besar Sembarangan
Selain
mengurangi faktor risiko pencetus PTM seperti yang tertulis di atas, Kemenkes
kini sedang menggalakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Hindari Berbagai Penyakit Dengan Gaya Hidup Sehat
Ibu
Tirta Prawita Sari menyampaikan hal yang senada dengan apa yang disampaikan
oleh Ibu Theresia.
Bahwa
kehidupan kita berevolusi. Hingga kita sampai pada gaya hidup yang buruk,
stres, kurang beraktivitas, dan diet yang salah. Dan hal ini tidak hanya jadi
masalah di Indonesia saja, melainkan seluruh dunia. Hal ini besar pengaruhnya
terhadap timbulnya berbagai macam Penyakit Tidak Menular di masyarakat.
Pola makan yang serba instant menjadi pemicu utama timbulnya berbagai keluhan penyakit tidak menular. Demikian juga dengan tingginya konsumsi lemak trans dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
***
Christian
Sugiono juga hadir sebagai salah satu narasumber, dan berbagi tentang rahasia hidup
sehatnya bersama keluarga. Selain menerapkan gaya hidup sehat, Tian juga
menceritakan bagaimana istrinya(Titi Kamal) begitu selektif dalam memilih
minyak goreng yang baik untuk keluarganya. Dengan memperhatikan betul indikasi,
Minyak Goreng Baik Dikit Nempel di Makanan. Dan itu mereka temukan pada MinyakGoreng Sunco. Selain itu penting untuk memperhatikan bahwa masakan yang kita olah di rumah menggunakan resep sehat.
Dari 5
orang narasumber yang hadir, pada dasarnya menekankan pada pola hidup yang
sehat. Konsusmsi makanan yang bergizi seimbang dan olahraga. Selain itu penting
banget yang namanya ngurangin asupan gula, garam dan lemak. Bukan tidak bolah
ya. Hanya dikurangi. Sesuaikan dengan angka kecukupan/kebutuhan harian saja.
Dalam hal penggunaan minyak goreng kita harus benar-benar jeli, mana minyak
goreng yang baik dan tidak baik
Hal ini
efektif untuk menghindari masakan rumah agar tidak jadi the silent killer, ya
bu ibuu.. Salam Sehat!
Tidak ada komentar
Harap tinggalkan komentar yang relevan ya teman-teman^^