Konon, katanya bahasa arab adalah bahasa yang
diakui PBB. Artinya siapa saja boleh menggunakan bahasa arab.
Maka
penggunaan bahasa arab pada dress yang dipakai Agnes Mo pada perhelatan ulang
tahun salah satu TV nasional dan sempat membuat gaduh warganet itu termentahkan.
Lagi pula, arti kata yang tertulis dalam bahasa arab itu baik. Yaitu persatuan.
Konon, orang-orang yang menggunakan cadar,
hijab, tutup kepala, tidak hanya orang muslim. Orang Yahudi, atau Kristen Ortodoks
juga menggunakannya. Jadi, orang islam ngga usah sok kepedean ngakuin bahwa
semua itu merupakan identitas muslim.
Konon laki-laki yang memanjangkan jenggot dan
memakai serban tidak hanya orang-orang muslim. Karena semua itu, konon aslinya
adalah budaya orang arab sejak jaman dahulu kala. Dan orang arab tidak semuanya
beragama Islam.
Konon, para teroris selalu diidentikkan dengan
agama Islam sebab simbol-simbol tersebut. Pertanyaannya, bukankah simbol-simbol
itu tidak hanya milik orang Islam?!
Oke, judgement
bahwa terroris adalah Islam harusnya TERBANTAHKAN!
Lagi pula, arti kata teroris itu sendiri apa
sih? Tidakkah selama ini kata tersebut telah dimanipulasi sedemikian rupa
sehingga mengalami penyempitan makna?
Sebagai seorang Muslim saya membenci mereka yang
melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama.
Dan sebagai seorang muslim saya membenci mereka
yang telah dengan sangat bangga menuduh bahwa segala macam kejahatan, apabila
dilakukan seorang muslim maka ia disebut terroris. Jika bukan muslim pelakunya,
maka setiap kejahatan hanya disebut kriminal. Betapa lucunya dunia dengan
pemikiran-pemikiran manusianya yang sempit itu. Betapa tidak adilnya anggapan ini,
bahkan telah mencuci otak manusia di berbagai penjuru.
Maaf kalau tulisan ini agak menjurus SARA. Setidaknya inilah suara hati saya, bahkan mungkin suara hati saudara-saudara muslim saya di seluruh penjuru dunia.Sedih rasanya ketika membaca postingan seorang teman di facebook beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa hanya karena ia memakai gamis dan jilbab lebar warna hitam, lantas orang sekitar menganggapnya cikal bakal teroris. Padahal ia dalam perjalanan menuntut ilmu, mempelajari Al-Quran.Kenapa orang-orang yang mendalami agamanya dianggap aneh dan harus diwaspadai bahkan terkesan dikucilkan? Mengapa orang-orang yang memilih taat harus dicekal dan terkesan dibatasi? Pertanyaan-pertanyaan ini pada akhirnya hanya mengendap dalam pikiran saja.
Emang susah ya Mbak saat kita dikondisikan menjadi pihak yang selalu dihakimi hanya karena kerberislaman kita? Banyak yang melakukan kejahatan, non muslim, tak disebut teroris. Tapi hanya karena berjanggut, berkerudung lebar, lalu sudah otomatis dicap radikal dan teroris. Pelabelan yang tendensius.
BalasHapusAllah Maha Tahu. Insya Allah semua niat baik akan diganjar dengan kebaikan dunia akhirat.
BalasHapusSetuju kak, suka tulisannya, masya Allah..
BalasHapusbetul sekali, setuju dengan artikelnya
BalasHapus