Ketika pohon
terakhir ditebang, Ketika sungai terakhir dikosongkan, Ketika ikan terakhir
ditangkap, Barulah manusia akan menyadari bahwa dia tidak dapat memakan uang.
(Eric Weiner -
The Geography of Bliss)
- Puncak-puncak yang Membuat Selalu Ingin Kembali
Hamparan ilalang di Puncak 3 Gunung Guntur - Garut |
Berawal dari postingan ig ini, ada sebuah rasa
yang tiba-tiba menyeruak. Semacam rindu yang tak tertahan. Iyaps. Saya
lagi-lagi merindui ketinggian. Maklum, sudah lama sejak pendakian terakhir di
Gunung Pangrango pada akhir tahun 2015 lalu. Jadi wajar jika rindu ini terasa
menggebu-gebu.
Rindu pada kabut yang memberi nuansa misteri,
sebuah nuansa yang sulit dijabarkan. Rindu pada embun pagi yang hadir bersama
rasa dingin yang menyengat. Pada matahari pagi yang menyeruak malu-malu dari
balik bebukitan, atau dari celah dedaunan. Rindu, pada padang savana yang
terhampar luas sejauh mata memandang.
Pada senda gurau teman-teman di sepanjang
perjalanan yang sukses jadi penghibur, penyemangat untuk tetap melangkah. Yang
tadinya pengen nyerah, jadi terlecut kembali untuk tetap melangkah.
Kabut yang misteri di gunung Cikuray - Garut |
Salah Pemandangan indah yang bisa disaksikan selama camping. Tenda dan alam raya |
- Tak Sudi Ulangi Kegigilan Yang Sama
Asap belerang di gunung papandayan, bikin sesak. |
Akhir bulan Maret tahun 2014 Saya memilih Gunung
Papandayan sebagai destinasi pendakian pertama saya. Gunung eksotis yang
terletak di Garut Jawa Barat ini memiliki ketinggian 2260 mdpl. Banyak yang menyarankannya
sebagai tujuan pendakian pertama bagi para pemula.
Jalur pendakian Papandayan ini bisa dikatakan
landai, banyak bonusnya (dalam dunia pendakian, medan yang landai dianggap
bonus), namun bonus gimana pun saya tetap merasa kepayahan. Cuaca yang agak
gerimis membuat suhu pegunungan terasa menusuk saking dinginnya. Bau belerang
yang menyengat pun membuat saya tak leluasa bernafas. Satu-satunya cara yaitu
dengan mempercepat langkah, tapi hasilnya saya malah ngos-ngosan.
Hawa dingin itu mungkin bisa sedikit diminimalir
andai saja tenda yang kami gunakan waktu itu cukup mumpuni. Apalah daya, open
trip yang kami pakai menyediakan tenda seadanya. Padahal tenda merupakan
perlengkapan krusial untuk keperluan camping. Maka sudah seharusnya kita
menyiapkan tenda yang mumpuni. Cukuplah pendakian Papandayan menjadi momen
paling menggigil bagi saya. Sungguh diriku tak sudi mengulangi hal yang sama.
Wkwk
- Rusaknya Tenda Tidak Sebanding Dengan Rusaknya Pertemanan
Team Hoyoy! Miss miss sama kalian. |
Saya memang merasa payah di pendakian pertama
saya. Tapi saya sedikit terhibur, karena ternyata tidak hanya saya, kebanyakan
peserta open trip kala itu merupakan para pemula. Sedikit banyak, kami
merasakan hal yang sama. Dan karenanya kami merasa cocok satu sama lain sehingga
pertemanan kami berlanjut hingga sekarang. Akhirnya, dua tahun lalu kami
berhasil mengumpulkan inventaris berupa tenda, kompor, nesting dan sebagainya
dengan tujuan untuk dipakai bersama.
Karena merasa cocok kami akhirnya membentuk
komunitas sendiri, lalu melakukan berbagai kopdar sampai pendakian bersama.
Hingga akhirnya tercetus ide untuk membeli segala peralatan tersebut.
Tapi saya dan suami bertekad punya perlengkapan sendiri. Maksudnya biar gak nyewa atau minjam dari komunitas lagi.
***
Hamparan Edelweis di Mandalangi Gunung Pangrango. Impian yang jadi nyata. GIE. |
Rayakan hari kemerdekaan di puncak Merbabu |
Tidak pernah terbersit sedikitpun di benak saya
bahwa ternyata menapaki puncak tertinggi gunung itu ternyata mengandung candu.
Itulah yang membawa saya terdorong untuk menjajaki gunung-gunung yang lain.
Namun setelah menikah apalagi setelah punya anak, keinginan semacam itu harus
distop dulu.
Sementara itu, sembari menunggu baby R cukup kuat
fisiknya untuk diajak menjelajahi keindahan bumi pertiwi, saya dan suami
perlahan mengumpulkan perlengkapan camping. Mulai dari peretelan terkecil
hingga urusan tenda. Seperti yang saya katakan sebelumnya, lebih baik punya
peralatan sendiri. Kalau rusak ya gak perlu ada drama. hihhii
Sejauh ini tinggal tenda yang belum sempat
dibeli. Masih mencari-cari spesifikasi yang cocok. Cocok dengan standar yang
kami inginkan, serta cocok di kantong pastinya. Kabar baiknya, alhamdulillah
udah ketemu yang cocok pas liat di Matahari Mall. Masalahnya, yang cocoknya
banyak. Kan, bingung lagi. Wkw.
Baca Juga: Pesona Wisata Bahari Berbalut Sejarah di Kepulauan Seribu
Baca Juga: Pesona Wisata Bahari Berbalut Sejarah di Kepulauan Seribu
Di Indonesia bukannya banyak banget tempat persewaan tenda dan peralatan kemping? Rasanya dulu lumayan juga kualitasya.
BalasHapusMemang banyak kak. Tapi emang lebih enak kalau punya sendiri, bisa pake suka-suka. Hihhii
Hapusyang hobi daki tentunya ingin ya, agar tambah rajin mnedaki gunung
BalasHapusIya nih Mba Tira. Kalau misal ada rencana dadakan juga ayok aja. Hihhii
HapusLebih enak pakai tenda sendiri ya mbak
BalasHapusWkwkwk
HapusPastinya mba, biar lebih asiikk
Aishhh.. DiriMu sering mendaki gunung toch Mbaa, Aku kapan yaa..?
BalasHapusEhh tapi iya lho, kata temen ya sering mendaki gunung, better punya tenda sendiri.
Udah lama nggak, mba. Makanyanini rindu menggila. Wkwkwk
HapusHuhuhuhu...kangen mucuk
BalasHapusSaya 'lemah' melihat panorama samudera awan
Ingin kembali bersua
Paling enak sih klo udah punya lengkap persiapan hiking ya
Aku pun. Entah kapan bisa mucuk lagi. Makanya sebelum nikah dan punya anak dipuas-puasin aja dulu wkwkkw
HapusAku punya dong kalau cuma tenda mah... Tapi tenda yang buat mainan anak anak aja... Hihihi... Yah lumayan dah buat ajarin anak seru seruan kemping di lapangan deket rumah...
BalasHapusAku coba mengenalkan hobi emaknya waktu masih gadis ke anak anak... Suatu hari nanti kalau si kecil udah agak siap pengen banget deh ajak kemping sekeluarga...
Iya mba. Pasti berkesan banget buat anak-anak.
HapusKumpul bocah di tenda camping saat reuni alumni kuliah. Anak anak gak saling kenal tapi emak bapak yg memasukan anak ke tenda. Jadi taman bermain di tenda
BalasHapusSeru ya mpok pastinya. Jadi mereka punya teman baru deh.
HapusTenda kalau punya sendiri bisa di pakai di halaman belakang, skalian kemping
BalasHapusIya tho mba. Kalau punya sendiri mah bisa pake kapan aja. Wkwk
HapusAsikk lili pgn naik gunung lagi ya. Seru ya kalau kuat naik gunung, sayang aq ga kuat pdhl pgn bgt nyoba
BalasHapusIya nih say. Rindu banget.
HapusAtuh dicoba dulu. Haha
Eman lebih nyaman punya tenda sendiri mba,,, bisa enakan lah pakainyadn gampang bawanya Karena sdh Ada tas tenda khusus
BalasHapusIya mba. Kalau ada rencana bisa langsung cuusss.
HapusWah masih punya baby keinginan mendaki gunung disimpan dulu ya. Nanti kalau si kecil sudah besar diajak sekalian hehehw
BalasHapussaya belum sempat beli tenda camping, harganya lumayan. mending minjam saja he he
BalasHapusIngat tenda camping, jadi ingat berpetualang naik gunung ya Mba.
BalasHapusWah asiknya baby R bakal diajak naik gunung sama si mbaknya
BalasHapusSi Mbok, maksudnya. 😂
Hapusbayi taruh di mana si bayi, hihihi
BalasHapusMak punya noh lengkap. Sisa kejayaan masa lalu eaaa. Careel, carabiner, matras, dkk masih lengkap noh. Ayok naik lagi. Tapi Mak mah skrg lebih seneng bw ransel ajah trus boboknya dihotel kagak ditenda huahahaha
BalasHapusBikin ketagihan ya Naik gunung? Saya malah belum pernah naik gunung, hahaha
BalasHapus